Pintu besi berjeruji menutupi senja yang oranye Mencoba hilangkan semua keindahan Hanya senandung rintih yang mulai terdengar Kami ini anak perantauan Malam merambat Jenuh mulai merayapi kesunyian Hanya hening dan dingin yang menemani Beserta kasur batu yang membisu Jangankan melilhat ramainya lampu jalanan Redup lampu kamar ini sudah cukup ku syukuri Mana ada mimpi punya kasur Sekedar bisa tidur pun jadi Aku ini anak perantauan Kala bulan sembunyi malu-malu Tafakur seorang diri Terbayang kembali jalan hitam itu Menutup mata hati dan nurani Aku terkurung di balik sini Di antara tembok-tembok yang tinggi Anganku terpenjara Dengan kenyataan yang tak begitu indah Aku rindu bau angin Yang merasuk jauh ke dalam hati yang dingin Mungkin harus beginilah hidup Karena perjalanan tak mungkin tak berbatu Posted 26th July by Azeglio Faralata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar